Rabu, 10 April 2013

naruto















prosa



Jembatan itu

Hujan turun amat deras pagi ini hana menakrik kembali selimutnya, melanjutkan lagi  mimpi-mimpi indah yang sedang membuainya walupun dari tadi suara adzan telah bergema di seluruh pelosok negri. Kring…..kring…..kring…. suara itu mengagetkannya membuat ia harus menyudahi mimpi-mimpinya. Dengan langkah sempoyongan hana mengambil handuk dan melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Beberapa kemudian ia selesai dari kamar mandi dan kemudian mengambil mukenanya untuk sholat subuh.
Hmmmm…. Hari ini kuliah sampai sore gumamnya dalam hati…semangat..semangat, kemudian ia meraih tasnya dan memasukan buku-bukunya, kemudian ia bergegas untuk ke kampus. Ketika ia sampai di kelas ternyata belum ada siapa-siapa. Hana mengeluarka sebuah buku berwarna dengan motif hati, mengambil sebuah pulpen dan membuka lembaran, ia menulis di buku itu
Dear diary..
Hujan turun rintik-rintink mengantarkanku pada resah tak bertepi
Apa yang akan ku lakukan hingga resah ini kan berakhir
Aku terkenang lagi dengannya disetiap sudut hati ini
Kau yang disana apakah bisa mendengarkan bisikan hati ini
Dengarlah..
Pagi han! Sebuah suara mengagetkannya,” sedang apa’?” Pagi-pagi kok melamun”? Pertanyaan itu membuatnya kaget. Dengan segera ia menyimpan buku biru bermotif hati kedalam tasnya. Dengan tergagap dia menjawab”hai pagi eng….lagi galau nih..hahaha..dia tertawa masam. Pagi-pagi kok galau kata nadia.
Hana adalah seorang mahasiwi jurusan bahasa dan satra Indonesia di sebuah universitas di bandung, sekarang ia menduduki semester lima, ia mempunyai seorang pacar yang bernama yudi. Akhir-akhir ini yudi sikapnya berubah pada hana, tidak seperti ketika pertama kali mereka jadain dulu. Hana dan yudi telah menjalin hubungan pacaran selama dua tahun dan hari ini adalah hari dimana meraka genap dua tahun berpacran.
Siang begitu terik sampai-sampai baju yang di kenakan hana basah oleh keringatnya. Setelah selesai sholat dzuhur ia membeli sebotol minuman dingin sebagai pelapas dahaganya. Ia kemudian mengambil teleopn genggam dalam saku celananya. Ah.. desahnya kenapa yudi tak mengirim pesan apapun hari ini, padahal hri ini kan hari jadian mereka gumamnya dalam hati.
Jam kuliah siang hana tak konsentrasi lagi pada apa yang diterangkan oleh dosen di depan kelas, pikiranya melalang buana, jiwanya memeng ada di dalam kelas kuliahnya tapi rohnya telah melayang. Melayang mencari dimana keberadaan yudi, kekasih yang amat ia sayangi. Hana bimbang dan ragu di dalam pikirannya banyak sekali masalah yang tengah berkecamuk, ia bingung atas perubahan sikap yudi yang kurang mempedulikannya, dia sok sibuk pikir hana. Pesan singkat yang dikirim hana tadi pagipun tak kunjung dibalas oleh yudi.
Sampai pelajaran usaipun hana masih melongo dan pikiranya tak menentu. Selesai kelas ia tak lantas pulang kerumahnya, hana duduk dibawah pohon rindang dan mengeluarka telepon genggamnya.
Ps: yud.. kamu dimana? Aku masih dikampus jemput aku ya.. ini hari pentingkan buat kita, apa kamu tidak ingat?
Telepon genggam itu seperti tahu perasaan resah yang dialami hana saat itu, dan berdering., betapa girangnya hati hana ternyata orang yang diharapkan membalas pesan singkatnya
Ps:  ya han..nanti aku jemput kamu, kamu tunggu ya sebentar lagi aku kesana.. aku sedang sibuk, ada acara dikampus dengan teman-teman.
Hana merasa lega, ternyata yudi mau menjemputnya. Dua jam berlalu, tapi yudi yang dinanti hana belum juga datang.Ia kembali mengirim pesan singkat pada yudi.
Ps: yud kamu dimana masih ada urusan ya? Jadikan kamu jemput aku, ada yang akan ku sampaikan padamu.
Trttrrttrrtrr……telepon genggam itu bergetar
Ps: ya sebentar lagi
Ya aku akan tetap menunggu sampai kau akan datang menjemputku, karena aku merasa bahagia hari ini, bisiknya dalam hati. Lama sekali rasanya hana menunggu, dengan hati tak sabar ia kembali mengirim pesan singkat.
Ps: yud masih lama, sebentar lagi magrib, kamu di mana?
Tak ada balasan dari pesan singkatnya. Hening, hana sendiri menunggu dan tetap menunggu kedatangan yudi untuk menjemputnya. Huh..lama sekai desahnya sambil berdiri, tiba-tiba buugg…..telepon hana jatuh ke tanah, bateraynya lepas..
“aduh kenapa jatuh segala”!! gerutu hana..
Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan di seberang sana operator menjawab panggilan yudi untuk hana.
“kemana hana, dihubungi nomorrnya ngak aktif“…ah, hati yudi kesal lalu ia mematikan telepon genggamnya.
Mungkin hana sudah pulang pikirnya, mana mungkin dia mau menungguku selama itu, pikirnya.
Sementara itu hana sedang berusaha memasangkan kembali baterai telepon genggamnya.”akhirnya selesai juga” gumamnya.
Di balik pohon beringin tepat di belakang hana sedang duduk ada sesuatu yang bergerak-gerak. Srek..srek.. daun- daun bergoyang.hana ketakutan ia sadar dirinya sedang diperhatikan oleh beberapa orang yang tidak ia kenal.
Dengan badan gemetar, hana mengambil telepon genggamnya, ia mengrim pesan singkat pada yudi.
Ps: yud kamu dimana, kamu masih sibuk aku di sini masih menunggumu.
Tak ada balasan. Dikirimnya pesan singkat lagi, acap kali dia mengrim pesan kepada yudi saking ketakutanya. Tiba-tiba sebuah hantaman keras dari belakang menusuk punggungnya. Pandangan matanya gelap, nafasnya sesak dan dunia gelap.
Sementara itu pukul 20.00 wib di rumahnya yudi baru selesai mandi, lalu menghempaskan badanya ke pembaringan. Yudi tiba-tiba ingat hana.”apakah benar hana menunggunya”?tapi tidak mungkin sekarangkan sudah malam, seharusnya ia sekarang sudah di rumah pikir yudi.
Kemudian ia bangun dan meraih telepon genggamnya yang tergeletak di atas meja.ia mengaktifkannya, trtrtttt……trtrrttttt….trtttttttrrrr begitu banyak pesan singkat masuk semua pesan itu datang dari hana, dengan hati-hati yudi membaca satu persatu pesan tersebut.
Ps: yudi kamu dimana? Cepat kesini yud, kamu jadi jemput aku kan?
Ps: yud..kamu dimana? Aku takut yud!
Ps: yudi aku butuh kamu disini yud, aku tak bisa kemana-mana,
Ps: yud apakah kau masih sibuk sehingga tak bisa menemuiku?
Ps: yudi walaupun kamu berubah pada ku tapi aku akan tetap menunggumu, tapi aku ketakutan yud dari tadi ada orang yang memperhatiakanku aku takut yud, aku butuh kaumu disini, yud…
Yudi tesentak, kemudian ia mencoba menghubungi hana, tak ada jawaban, hanya operator yang menjawabnya. Tanpa pikir panjang kemudian yudi segara mengambil kunci motornya dan bergegas pergi ketempat dimana ia berjanji bertemu dengan hana.tapi sepi tak ada siapapun yang di sana. Kemudian ia bergegas pergi kerumah hana. Pemandangan asing di depan mata yudi karena banyak sekali orang di rumah hana, dalam hati yudi terus bertanya, ada apa ini? Di gerbang rumah hana ia melihat bendera kuning. Hatinya berdebar, mungkinkah oarng tua hana meninggal atau..akh…apa yang kupikirkan sela yudi.
Ia melangkah perlahan di depan pintu rumah hana, yudi melihat ayah dan idu hana menangis ter isak-isak, lalu ia bertanya pada bapak-bapak yang lewat di depannya, siapa meninggal pak?bapak itu menatap yudi sejenak dengan tatapan aneh lalu menjawap lirih”anak bapak zainal meniggal,ia dirampok dan kena tusuk dari belakang mengenai ke jantungnya dan meninggal di tempat, lalu mayatnya ditemukan di bawah jembatan di taman, lalu dibawa polisi kesini sekitar pukul delapan tadi, itu lho hana anak nya yang ke dua.  Mendengar nama hana yudi langsung merasa lemah lututnya tak bisa bergerak kaku bibirnya tak bisa mengeluarkan kata-kata.
Trrtrrr…..trrttrttt…trrtt…telepon genggamnya bergetar, dengan tetesan air mata ia membaca pesan itu.
Ps: yudi sekarang sudah malam, tapi aku akan tetap menunggumu karena kita telah berjanji untuk saling setia menunggu. Kamu masih ingatkan janji kita dulu, dan aku ingin selalu menenepati janji itu. Di sini aku menunggumu, di tempat hari jadi kita dulu, di tempat di mana kita pertama bertemu, happy aniversery yudi aku akan selalu mencintaimu.
Air mata tak dapat dibendung yudi ia lupa akan hari ini hari jadian mereka, dengan hati yang remuk ia menatap tubuh kaku hana di pembarungan terakhirnya. Dalam hati ia mengutuk diri karena telah menyia-nyiakan hana dan tidak menepati janji mereka dulu. Sekarang semuanya telah berakhir, hana telah pergi.
Dengan lirih ia berkata dalam hati”hana maafkan aku, karena aku mengecewakanmu, membuat hatimu sakit, aku mencintaimu.
Setahun telah berlalu, yudi tak akan pernah melupakan hana, hari ini tepat hari jadian mereka, yudi pergi ke bawah jembatan dimana mayat hana ditemukan, sambil meletakkan setangkai bunga mawar ia berkata”aku mencintaimu hana, sampai kapanpun, semoga kau bahagia disana, maafkan aku tak bisa menjagamu”. Setetes air mata pun jatuh di sudut mata yudi.



Sumbang 12 untuak anak gadih minang



SUMBANG 12 (Pitaruah Ayah Untuak Anak Putri - Angku Yus Dt. Parpatiah)
Ketahuilah nak, kok indak dek buku tiok rueh, indak sambilu malampisi, haram baguno buluah bambu, mako baitu juo parampuan, nan manjadi rueh jo buku di dirinyo indak lah lain indak lah bukan sapado dari budi, sadangkan sambilunyo adolah malu. Parampuan indak babudi ibarat bambu indak ba rueh, alun tasingguang nyo lah ratak, baru tagisia nyo lah pacah, parampuan tak punyo malu bak buluah ilang sambilu, bangun lamah tanago rapuah, hilang kepribadian, pupuih sumangek jati diri, tanpa power tanpa wibawa. Mangko kok budi lungga indak ba pasak, malu tipih mangulik dasun, cayia lah martabat parampuan, abih tuah binaso diri. Dek sabab karano itu nak, supayo iduik taguah ba rueh, nak nyo ba tuah ba sambilu, jauahi pantang cilakonyo, sumbang duo baleh rang namokan. Itulah timbangan akhlak, standar moral ukuran nilai, sapanjang adat sopan santun.
Adopun nan dimukasuik jo kato sumbang, iyolah suatu laku perbuatan, nan buruak tacacek tarcalo, tapi alun sampai kapado salah. Kato padanan dari sumbang yaitu jangga, senjang ataupun sonsang. Atau istilah populer masa kini “kurang etis”, bandel, norak jo urakan, kalau bahaso di pasaran, kurang aja indak baradaik, bak baruak harago tigo tali, mantiko… ha, ado sambuangannyo di ujuangnyo tu ah…na’udzubillah..
Nah… cubo ayah bilang ayah papakan :
Sumbang duduak. Duduak sopan bagi padusi iyolah basimpuah, bukan baselo cando laki-laki, nan paliang tacacek bana kalau mancanngkuang jo mancongkong sabalah lutuik batagakkan bak gaek duduak di lapau. Kok duduak di bangku di kurisi, rapekkan paho arek2, manyampiang agak salayang, nyampang mamakai rok singkek, usahlah kaki ditindiahkan, nak jan tasimbah nampak sajo. Baitupun duduak di honda, dibonceang atau mambonceang, ijan mangangkang abih2, manjajok dipandang urang. Itu sumbang duduak.
Sumbang tagak. Usah panagak tantang pintu atau di janjang turun naiak, usah panagak tapi labuah kalau tak ado nan dinanti, sumbang tagak jo laki-laki, apolai bukan jo muhrim, konon pulo ba rundiang-rundiang.
Sumbang jalan. Bajalan musti ba kawan, paliang kurang jo paja ketek, kalau padusi bajalan surang, saibarat alang-alang lapeh, jatuah merek turun harago, randah pandangan laki-laki. Usah bajalan ba gageh-gageh, malasau mandongkak-dongkak, co ayam gadih ka batalua, usah… tapi bajalanlah siganjua lalai, pado tampuah suruik nan labiah, alu tataruang patah tigo, samuik tapijak indak mati, aratinyo lamah lambuik, gemulai tapi tegas, kok bajalan ba samo gadang, jan babanja ma ampang labuah, agak’i urang di bulakang, kok bajalan jo urang tuo atau jo urang laki-laki, awak ma iriang di bulakang, baitulah adat ka dipakai.
Sumbang kato. Bakatolah jo lunak lambuik, duduak kan etongan ciek-ciek, nak paham urang mukasuiknyo, sumbang bana dek parampuan barundiang co murai batu bak aia sarasah tajun rumik lah urang mamiliahi, kalau rang tuo sadang mangecek, pantang mamotong bicaronyo, nantikan dulu sudah2, baru dijawab patuik dijawab, didakek urang sadang makan usah mangecek nan kumuah2, pai manjanguak urang sakik usah carito urang mati, kurang baiak kurang tapuji manunggu utang di nan rami, baitu ajaran sopan santun.
Sumbang caliak. Kurang taratik rang padusi kok pamana pancaliak jauah, pamadok arah ka bulakang, pamatuik-matuik diri surang, sumbang. Nyampang awak pai ba tandang, pajinak stek incek mato tu jan manjala sapanuah ruang, sabantuak urang manyalidiak, kok awak manjadi tuan rumah, usah pancaliak ka jam tangan, tasingguang urang sadang duduak, itu ma usia caro aluih, mangecek jo laki-laki, bia dunsanak atau famili usah pamadok tanang2, manantang bola matonyo, indak buliah… tapi buanglah pandang ka nan lain, manakua caliak ka bawah.
Sumbang makan. Sumbang makan sambia badiri kunyah kenyoh sapanjang jalan, manguyah tutuikkan muluik, jan tadanga capak dek urang, sabab nan makan mancapak-capak, bangso si lupak jo si samuik, kuranglah sopan jo taratik, kalau mahota sambia makan caro si bule dalam pilem. Kok awak makan jo tangan, angkek nasi jo ujuang tangan, suok nan usah gadang2. manambuahkan nasi agak2, bia acok asakan saketek, jan sampai piriang balanjuang, biasokan mancuci tangan, manuangkan aia dalam piriang, jo kida manjambo galeh, minum sataguak taguak ketek, tahan sandao jan nyo lapeh. Nyampang awak makan basendok, jan balago sendok jo garpu, badariang kanai di gigi, dima salasai makan beko, tungkuikkan sendok jo garapu, kalau lataknyo tatilantang tandonyo makan alun kanyang ataupun kurang samalero, tasingguang urang punyo alek. Nah… paratikan bana tu nak kanduang… jan randah pandangan urang.
Sumbang pakai. Babaju jan sampik2, nak jan nampak rasio tubuah, dima bukik dima lurahnyo, dima taluak tanjuang baliku jadi tontonan laki-laki, usah pulo talampau jarang, nan tipih nan tabuak pandang, konon tasimbah ateh bawah, usah… Satantang mode jo potongan, sasuaikanlah jo bantuak badan, sarasikan jo ragi kain, buliah sajuak pandangan mato. Dek kau ayah nan manurun, kulik nan karak-karak anguih, mako warno piliah nan agak amba, krem jadih, pucuak pun buliah, birunyo nan talua asin, putiahnyo nan abu-abu, usah dipakai baju sirah piak, dendeng balado kecek urang, badoso umaik karano awak. Katampek urang kamatian pakai nan polos warno galok, usah mamakai baju pontong nan ponggeang nampak katiak, usah pulo babukak tenda mamakai gencu taba2, kurang etis baso kininyo.
Sumbang karajo. Kakok karajo rang padusi sabateh nan ringan2, nan mudah2, nan aluih2, manjaik jo manarawang, kadapua masak mamasak manyusun paraboik rumah, kok ka sawah batanam jo basiang, manyabik atau ma angin, tapi jan mabajak jo mairiak, baitupun karajo parak, sakadar marambah manyisiak-nyisiak, mangulik manabang pisang, jangga bana dek rang padusi kalau mamanjek bagayuik-gayuik manabang mangabuang kayu. Baitupun mamiliah profesi, nan paliang cocok jadi guru, bidan elok salonpun buliah, jadi perawat rancak juo, dikasir bidangnyo bana, tapi paralu ekstra hati-hati nak, kalau manjadi sekretaris, jadi gaet ataupun artis, konon lai pulo pramugari, gawat piak… gawat. Nah.. buliah manyupir tapi usah manjadi supir.
Sumbang tanyo. Ado papatah mangatokan, barundiang sasudah makan, batanyo salapeh arak, aratinyo kok urang tibo batandang sambuiklah baramah tamah, jo hormat silahkan duduak, sasudah itu latakkan aia suruah minum, salasai minum agak sataguak, raso lah cukuik istirahat, baru tanyokan mukasuiknyo, apo sangajo kadatangan, caro tata krama moderennyo “apa yang bisa saya bantu”, mako.. kasa lah bana budi awak, alun ta acah ikuanyo duduak, sambia tagak lalu batanyo, a tujuan datang kamari, indak buliah tu nak.. indak buliah.. buruak angkuah namonyo awak. Salain nan dari pado itu, kok tamu awak sadang makan, sumbanglah bana manayokan “bara harago bareh kini” indak buliah tu, itu pantangan urang minangkabau tu, ciek lai, kalau bajalan dalam hutan, usah batanyo isi rimbo, ula harimau jo biruang, indak buliah, kok masuak ka kampuang banyak upeh, pantang batanyo ka urang lapau, lai mamak manjua sabuak, atau mamintak tambah gulo stek mak, jan mati gadih kau dibueknyo piak, indak buliah tu.
Sumbang jawab. Kalau ado urang batanyo, elok2 mambari jawab, jan sampai urang tasingguang, umpamo adolah urang ka babalanjo batanyo ka tukang kain, tukang kain ko anak gadih ko, a katonyo “bisa tigo ribu sameter piak ?” dijawab dek urang kadai “ampek ribu awak tarimo pak, baok kamari bara ado”, tibo pulo tanyo nan lain “luntur ndak diak ?”, sambia malengah nyo manjawab “pai batanyo ka pabrik pak, kami nan tau manjua an ko’, itu jawab sengkang namonyo tu nak, buruk muncuang dilayan urang, cilako gadih mudo matah, jauah jodoh tinggi rasaki, alamaik sansaro iduik awak, indak buliah..
Sataruihnyo Sumbang Bagaua. Indak buliah bagaua jo laki-laki kalau awak sajo padusi surang mancampua bakeh nan banyak, sumbang bagaua samo gadang kalau bakumpua-kumpua lalok batandang ka rumah urang kecuali ado keperluan, dek awak tu anak gadih, sumbang bagaua jo paja ketek, sato manyuruak ba Kuciang-kuciang basimbang main kalereang balari bakaja-kaja, atau awak masih pacaran bagaua lah sarupo laki bini, ilia mudiak indak lakek lakang, sarupo jawi jo lapiak buruak, sumbang tu…
Iko sumbang nan pangabisan, namonyo Sumbang Kurenah. Adopun nan dimukasuik jo kurenah, iyolah galagat pambaoan, sipaik tabiat jo parangai karakter kecek rang kini sikap mental caro moderen. Kurang etis kurang lah patuik kalau babisiak baduo-duo sadangkan awak sadang batigo, kurang lamak kurang lah elok malucu mambuek garah mahota bakarikik an dalam manjanguak batakziah, indak buliah galak mancaliak urang jatuah, indak buliah manutuik iduang di tangah urang rami, atau kuok mangango laweh2, tamasuak juo sumbang kurenah, mangakok jo tangan kida, saumpamo manjambo jo manampuang, manunjuak manyetop oto, malambai-lambai dari jauah, kecuali manjambo galeh sadang makan. Indak pandai manenggang raso sumbang juo tu namonyo, mako dari itu, kok awak mambali durian, kuliknyo usah dikaka nak, jan serakkan bijo di laman, pikia kan urang di subalah, luko kaki lukolah iduang luko di batin nan manyeso, badantiang tali silaturrahim…
Nah… itulah inyo sumbang duo baleh piak… susunan cati bilang pandai buah ranungan candokio ayah nan utang manyampaikan, kok lai tapakai ta amakan, mulialah diri dalam kampuang, tapuji di masyarakaik, kami lah sato jo tuahnyo, tapi nyampang lalu indaknyo singgah, inggok nan haram tampek bakeh, bak aia jatuah ka pasia, mako malanglah badan diri ayah, nasihat tabuang buruak sajo..
(diambil dan ditulis ulang dari kaset “Pitaruah Ayah untuk Remaja Putri” surahan Angku Yus Dt. Parpatiah)

Selasa, 09 April 2013

lirik lagu enda ungu "maafkan aku"



Am         C   G            Dm
Tak bisa kulupa saat-saat indah bersama mu
Am      C   G               Dm
Semua cerita mungkin kini hanya tinggal kenangan
Am        C   G               Dm
Ku harus pergi meninggalkanmu di dalam sepiku
Am      C    G              Dm
Bukan inginku tuk menyakiti perasaanmu
Am      Em
Maafkan aku

Am C G Dm 2x
Am      C  G                Dm
Maafkan aku yang tak bisa menunggu hatimu
Am      C   G             Dm
Lupakan saja diriku untuk selama-lamanya
Am      C    G               Dm
Kuharus pergi meninggalkanmu di dalam sepiku
Am      C    G              Dm
Bukan inginku tuk menyakiti perasaanmu
Am      Em
Maafkan aku

Chorus:
Am    Em         F
Tidurlah sayangku Mentari tlah menunggu
Am    Em          F         G
Sambutlah pagi nanti dengan hati tersenyum
Am    Em         F
Bermimpilah cinta dengan segenap rasa
Am     Em         F       G
Kini tibalah saatnya kita harus berpisah

[solo] Am G F 4x
[chorus]
Am    Em         F
Tidurlah sayangku Mentari tlah menunggu
Am    Em          F         G
Sambutlah pagi nanti dengan hati tersenyum
Am    Em         F
Bermimpilah cinta dengan segenap rasa
Am     Em         F       G
Kini tibalah saatnya kita harus berpisah

Am   Em       F
Maafkanlah aku yang tak bisa menunggu
Am      Em        F         G
Lupakan saja diriku untuk selama-lamanya

Am Em       F
aa haaa aaa huuuu
Am Em       F
aa haaa aaa huuuu